Surat Dinas Itu Apa Sih? Panduan Lengkap + Contohnya!
[START]
Kamu mungkin sering mendengar istilah “surat dinas” atau “surat resmi”. Tapi, sebenarnya apa sih yang disebut surat dinas itu? Nah, secara sederhana, surat dinas adalah alat komunikasi tulis yang digunakan oleh lembaga atau instansi, baik pemerintah maupun swasta, untuk keperluan yang bersifat resmi. Berbeda dengan surat pribadi yang isinya bebas dan santai, surat dinas punya aturan dan format baku yang harus diikuti. Fungsinya macam-macam, mulai dari pemberitahuan, undangan, perintah, sampai permohonan resmi.
Surat ini menjadi bukti tertulis dari sebuah kegiatan atau keputusan dinas. Makanya, isinya harus jelas, padat, dan tidak menimbulkan multi-interpretasi. Setiap detail dalam surat dinas punya makna dan fungsi penting dalam komunikasi resmi. Memahami surat dinas itu krusial, apalagi kalau kamu bekerja di lingkungan yang sering berurusan dengan korespondensi resmi.
Image just for illustration
Mengenal Lebih Dekat Apa Itu Surat Dinas¶
Jadi, intinya surat dinas itu adalah surat yang dikeluarkan atas nama lembaga, bukan perorangan (meskipun ditandatangani oleh individu yang berwenang). Tujuannya spesifik untuk urusan kedinasan atau kelembagaan. Ini bisa antar instansi, dari instansi ke perorangan, atau dari perorangan ke instansi dalam konteks hubungan resmi.
Penggunaan surat dinas ini memastikan bahwa komunikasi berjalan secara profesional dan terdokumentasi. Bayangkan kalau semua urusan penting hanya lewat lisan, pasti susah dilacak dan sering terjadi kesalahpahaman. Surat dinas hadir sebagai solusi untuk menciptakan alur komunikasi yang terstruktur dan akuntabel. Ini adalah salah satu elemen fundamental dalam administrasi modern.
Ciri-Ciri Khas Surat Dinas¶
Surat dinas itu punya identitas yang kuat dan mudah dikenali. Ada beberapa ciri utama yang membedakannya dari jenis surat lain. Memahami ciri-ciri ini bakal membantu kamu untuk cepat mengidentifikasi dan memproses surat dinas. Berikut beberapa ciri khasnya yang penting:
1. Menggunakan Kop Surat (Kepala Surat)¶
Setiap surat dinas wajib mencantumkan kop surat atau kepala surat di bagian paling atas. Kop surat ini berisi nama lengkap instansi atau lembaga, alamat lengkap, nomor telepon, fax, email, dan biasanya juga logo instansi. Kop surat ini seperti “kartu identitas” resmi dari pengirim. Keberadaannya menunjukkan bahwa surat tersebut dikeluarkan secara resmi oleh lembaga yang bersangkutan, bukan atas nama pribadi.
2. Nomor Surat, Lampiran, dan Perihal¶
Setiap surat dinas resmi punya nomor surat yang unik. Nomor ini penting untuk pengarsipan dan pelacakan. Selain itu, ada juga kolom lampiran yang menyebutkan berapa banyak dokumen lain yang disertakan bersama surat utama, serta perihal yang merangkum inti atau tujuan dari surat tersebut dalam satu atau dua baris singkat. Tiga elemen ini adalah navigasi cepat untuk memahami konteks surat.
3. Menggunakan Bahasa Baku dan Resmi¶
Bahasa yang digunakan dalam surat dinas haruslah bahasa baku, lugas, efektif, dan resmi. Tidak boleh menggunakan bahasa gaul, singkatan yang tidak umum, atau kalimat yang bertele-tele. Pilihan kata dan susunan kalimat harus tepat agar maksud surat tersampaikan dengan jelas tanpa menimbulkan penafsiran ganda. Kesantunan tetap dijaga, namun dalam koridor formalitas.
4. Adanya Stempel atau Cap Dinas¶
Setelah ditandatangani oleh pejabat yang berwenang, surat dinas biasanya dibubuhi stempel atau cap dinas resmi dari instansi tersebut. Stempel ini menjadi penguat keabsahan atau legalitas surat. Keberadaan stempel menunjukkan bahwa surat tersebut telah melalui prosedur resmi di instansi pengirim dan disetujui oleh pimpinan atau pejabat terkait.
5. Format Baku dan Sistematis¶
Struktur penulisan surat dinas sangat baku dan sistematis. Setiap bagian diletakkan pada posisi yang sudah ditentukan, mulai dari kop surat, tanggal, nomor, lampiran, perihal, alamat tujuan, salam pembuka, isi, salam penutup, nama dan jabatan penanggung jawab, tanda tangan, hingga tembusan (jika ada). Konsistensi format ini memudahkan penerima dalam membaca dan mengolah informasi.
6. Ditujukan Kepada Instansi Lain atau Individu Dalam Konteks Dinas¶
Surat dinas selalu memiliki penerima yang jelas, baik itu instansi lain (misalnya dari Kementerian A ke Kementerian B, atau dari perusahaan X ke perusahaan Y) maupun individu dalam kapasitasnya sebagai perwakilan instansi atau individu yang terkait urusan dinas (misalnya surat panggilan tugas kepada seorang pegawai). Alamat tujuan ditulis dengan lengkap dan jelas.
Image just for illustration
Fungsi dan Peran Penting Surat Dinas¶
Surat dinas bukan sekadar lembaran kertas dengan tulisan di dalamnya. Ia punya fungsi dan peran yang sangat vital dalam operasional sebuah lembaga atau instansi. Tanpa surat dinas, banyak proses administrasi dan komunikasi resmi akan terhambat. Mari kita bedah beberapa fungsi utamanya:
1. Alat Bukti dan Dokumentasi Resmi¶
Salah satu fungsi terpenting surat dinas adalah sebagai alat bukti tertulis dari sebuah kegiatan, perjanjian, keputusan, atau transaksi yang bersifat resmi. Jika di kemudian hari ada sengketa atau dibutuhkan informasi mengenai suatu urusan, surat dinas bisa menjadi referensi yang kuat dan sah secara hukum. Ia berfungsi sebagai catatan permanen yang bisa diarsipkan.
2. Sarana Pengingat dan Pedoman¶
Surat dinas seringkali berisi instruksi, pemberitahuan batas waktu, atau pedoman pelaksanaan suatu kegiatan. Dengan adanya surat ini, penerima akan teringat tentang apa yang harus dilakukan, kapan batas waktunya, dan bagaimana prosedur yang benar. Ini sangat membantu dalam koordinasi dan memastikan semua pihak bergerak sesuai arahan.
3. Menjadi Duta atau Perwakilan Resmi¶
Ketika sebuah instansi mengirim surat dinas, surat itu sekaligus mewakili nama baik dan kredibilitas instansi tersebut. Bahasa yang rapi, format yang benar, dan isi yang jelas mencerminkan profesionalisme pengirim. Sebaliknya, surat dinas yang buruk bisa merusak citra lembaga. Oleh karena itu, penulisan surat dinas harus dilakukan dengan sangat hati-hati.
4. Meningkatkan Kredibilitas dan Kepercayaan¶
Penggunaan surat dinas dalam komunikasi resmi meningkatkan kredibilitas informasi yang disampaikan. Informasi yang tertuang dalam surat dinas dianggap lebih valid dan dapat dipercaya dibandingkan komunikasi lisan atau non-formal lainnya. Penerima akan merasa lebih yakin dan serius menanggapi pesan yang disampaikan melalui media resmi ini.
5. Sebagai Alat Komunikasi Formal¶
Fungsi yang paling dasar adalah sebagai alat komunikasi itu sendiri, tetapi dalam konteks yang formal. Ini mencakup berbagai tujuan seperti:
- Pemberitahuan: Menginformasikan sesuatu yang penting.
- Permintaan: Memohon sesuatu (dana, informasi, izin).
- Perintah: Memberikan instruksi atau penugasan.
- Undangan: Mengajak hadir dalam acara resmi.
- Balasan: Menanggapi surat yang diterima sebelumnya.
- Laporan: Menyampaikan hasil kegiatan atau informasi berkala.
Semua jenis komunikasi ini membutuhkan format dan bahasa yang berbeda dari komunikasi sehari-hari.
Image just for illustration
Jenis-Jenis Surat Dinas yang Perlu Kamu Tahu¶
Surat dinas itu bukan cuma satu jenis saja, lho. Ada berbagai macam surat dinas yang digunakan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan komunikasi. Mengenal jenis-jenis ini penting agar kamu tidak salah menggunakan format atau menyampaikan isi. Ini dia beberapa jenis surat dinas yang paling umum:
1. Surat Undangan Dinas¶
Surat ini digunakan untuk mengundang pihak lain (baik perorangan dalam kapasitas resmi maupun instansi lain) untuk menghadiri suatu acara dinas, rapat, seminar, perayaan, atau kegiatan resmi lainnya. Isinya mencakup informasi detail acara: waktu, tempat, agenda, dan pakaian yang dianjurkan jika ada.
2. Surat Edaran¶
Surat edaran (circular letter) adalah surat yang ditujukan kepada banyak pihak atau alamat yang berbeda-beda, namun isinya sama. Tujuannya untuk menyampaikan informasi, kebijakan baru, atau instruksi yang bersifat umum kepada seluruh pegawai, anggota, atau unit kerja di bawah satu payung organisasi. Ini cara efisien untuk menyebarkan informasi secara massal dalam lingkup resmi.
3. Surat Keterangan Dinas¶
Surat ini dikeluarkan untuk memberikan keterangan atau penjelasan mengenai status, kondisi, atau kegiatan seseorang atau suatu unit kerja terkait dengan urusan dinas. Contohnya surat keterangan kerja, surat keterangan penghasilan untuk keperluan dinas, atau surat keterangan domisili instansi. Surat ini seringkali dibutuhkan untuk urusan administrasi internal maupun eksternal.
4. Surat Perintah¶
Seperti namanya, surat perintah berisi instruksi atau penugasan dari pimpinan kepada bawahan atau unit kerja untuk melakukan sesuatu. Misalnya, surat perintah lembur, surat perintah tugas ke luar kota, atau surat perintah untuk mengikuti pelatihan. Isinya jelas, tegas, dan menuntut pelaksanaan dari penerima.
5. Surat Tugas¶
Mirip dengan surat perintah, surat tugas juga berisi penugasan. Namun, surat tugas lebih spesifik menugaskan seseorang atau tim untuk melaksanakan tugas tertentu pada waktu dan tempat tertentu. Surat tugas biasanya mencantumkan rincian tugas yang harus dilakukan, durasi, dan siapa saja yang ditugaskan. Ini sering digunakan untuk keperluan dinas lapangan atau representasi instansi di luar kantor.
6. Surat Pemberitahuan¶
Surat ini berfungsi untuk menyampaikan informasi atau pemberitahuan mengenai suatu hal kepada pihak lain. Contohnya, pemberitahuan perubahan kebijakan, pemberitahuan jadwal kegiatan, atau pemberitahuan libur. Isinya harus lugas agar informasi cepat sampai dan dipahami.
7. Surat Balasan¶
Surat balasan adalah surat yang dibuat untuk menanggapi surat yang masuk sebelumnya. Misalnya, balasan atas surat permohonan izin, balasan atas surat penawaran kerjasama, atau balasan atas surat keluhan. Isinya tentu saja relevan dengan surat yang dibalas dan biasanya mencantumkan nomor surat yang dibalas sebagai referensi.
8. Surat Kuasa Dinas¶
Surat ini memberikan kuasa atau wewenang kepada seseorang untuk bertindak atas nama instansi atau pejabat yang memberikan kuasa, terkait urusan dinas tertentu. Misalnya, surat kuasa untuk mewakili dalam rapat, surat kuasa untuk mengambil dokumen penting, atau surat kuasa untuk menandatangani perjanjian.
Image just for illustration
Struktur dan Bagian-Bagian Surat Dinas yang Baku¶
Setiap jenis surat dinas, meskipun tujuannya berbeda, umumnya memiliki struktur atau bagian-bagian yang baku. Memahami struktur ini sangat penting agar surat yang kamu buat sesuai standar dan mudah dipahami oleh penerima. Yuk, kita bedah satu per satu bagian pentingnya:
1. Kop Surat (Kepala Surat)¶
Seperti sudah dibahas, ini adalah bagian paling atas yang mencantumkan identitas lengkap lembaga pengirim, termasuk nama, alamat, nomor kontak, dan logo. Kop surat dicetak atau diketik rapi di kertas resmi.
2. Tanggal Surat¶
Tanggal penulisan surat diletakkan di bagian kanan atas, sejajar dengan nomor surat. Formatnya biasanya “Kota, Tanggal Bulan Tahun” (misalnya: Jakarta, 26 Oktober 2023). Penulisan tanggal harus lengkap dan akurat.
3. Nomor Surat¶
Nomor surat adalah kode unik yang dikeluarkan oleh bagian tata usaha atau sekretariat instansi untuk setiap surat keluar. Formatnya biasanya terdiri dari kode klasifikasi, nomor urut, kode instansi, dan tahun. Contoh: 001/UND/X/2023 (Nomor urut 001, jenis Undangan, Bulan Oktober (X), Tahun 2023). Nomor surat ini krusial untuk pengarsipan.
4. Lampiran¶
Bagian ini diisi jika ada dokumen lain yang disertakan bersama surat utama. Tuliskan jumlah lampiran dalam angka atau huruf. Jika tidak ada lampiran, bisa ditulis “Terlampir: -” atau “Lampiran: -“.
5. Perihal (Hal)¶
Perihal berisi ringkasan singkat tentang isi atau tujuan utama surat. Tuliskan dengan jelas dan padat. Contoh: “Perihal: Undangan Rapat Koordinasi” atau “Perihal: Permohonan Izin Penggunaan Gedung”. Ini membantu penerima segera memahami isi surat tanpa harus membaca keseluruhan.
6. Alamat Tujuan¶
Bagian ini berisi informasi lengkap tentang penerima surat. Tuliskan nama jabatan atau nama instansi yang dituju, diikuti dengan alamat lengkapnya. Gunakan sapaan formal jika ditujukan kepada jabatan atau orang tertentu (misalnya: Yth. Bapak/Ibu Pimpinan [Nama Instansi]).
7. Salam Pembuka¶
Salam pembuka dalam surat dinas harus bersifat formal. Yang paling umum digunakan adalah “Dengan hormat,” diikuti tanda koma. Hindari salam pembuka yang terlalu santai seperti “Assalamualaikum” atau “Salam Sejahtera” kecuali memang sudah baku di instansi tertentu dan ditujukan kepada audiens yang relevan.
8. Isi Surat¶
Ini adalah bagian utama surat yang memuat inti pesan atau informasi yang ingin disampaikan. Isi surat dibagi menjadi beberapa paragraf yang logis dan terstruktur:
- Paragraf Pembuka: Biasanya berisi pengantar atau merujuk pada surat sebelumnya (jika surat balasan).
- Paragraf Inti: Memuat maksud dan tujuan utama surat secara detail. Jelaskan informasi penting, instruksi, atau permintaan dengan rinci.
- Paragraf Penutup: Menyampaikan harapan pengirim, ucapan terima kasih, atau permintaan maaf (jika relevan).
Pastikan isi surat ditulis dengan bahasa baku, efektif, dan mudah dipahami.
9. Salam Penutup¶
Salam penutup juga harus formal, sejajar dengan salam pembuka. Yang paling umum adalah “Hormat saya,” atau “Terima kasih,” diikuti tanda koma.
10. Nama dan Jabatan Penanggung Jawab¶
Di bawah salam penutup, cantumkan nama lengkap dan jabatan resmi dari pejabat yang menandatangani surat. Nama ditulis tanpa gelar akademis, kecuali gelar profesi yang relevan dengan jabatan.
11. Tanda Tangan¶
Di antara salam penutup dan nama penanggung jawab, disediakan ruang untuk membubuhkan tanda tangan asli pejabat yang bersangkutan. Tanda tangan ini menjadi validasi fisik dari surat.
12. Cap/Stempel Dinas¶
Di sebelah atau di atas tanda tangan, dibubuhkan cap atau stempel dinas instansi. Stempel ini biasanya mengenai sebagian tanda tangan untuk menunjukkan keaslian.
13. Tembusan (jika ada)¶
Bagian ini opsional. Tembusan (cc: carbon copy) dicantumkan di bagian kiri bawah surat, setelah semua elemen di atas. Bagian ini menunjukkan kepada siapa saja surat ini juga dikirimkan (biasanya untuk arsip atau informasi kepada pihak internal yang relevan). Contoh: “Tembusan: 1. Yth. Bapak/Ibu Kepala Bagian Umum 2. Arsip”.
Memahami dan mengikuti struktur ini dengan cermat adalah kunci untuk membuat surat dinas yang baik dan benar.
Image just for illustration
Tips Menulis Surat Dinas yang Efektif dan Profesional¶
Menulis surat dinas itu butuh ketelitian dan pemahaman aturan. Supaya surat dinas yang kamu buat nggak cuma benar formatnya tapi juga efektif menyampaikan pesan, ikuti beberapa tips ini ya:
1. Pahami Tujuan Penulisan Surat¶
Sebelum mulai menulis, pastikan kamu tahu persis apa yang ingin dicapai dengan surat ini. Apakah untuk memberitahukan sesuatu, meminta izin, memberi perintah, atau mengundang? Tujuan yang jelas akan memandu kamu dalam menyusun isi surat. Fokus pada tujuan utama agar pesan tidak bias.
2. Gunakan Bahasa yang Tepat Sasaran¶
Meskipun formal dan baku, bahasa yang digunakan harus tepat sasaran dan mudah dipahami oleh penerima. Hindari jargon atau istilah teknis yang terlalu rumit jika penerimanya bukan dari bidang yang sama. Pilihlah kata-kata yang lugas, efektif, dan tidak bertele-tele.
3. Perhatikan Kelengkapan dan Kebenaran Data¶
Pastikan semua data dalam surat, seperti nomor surat, tanggal, alamat tujuan, nama, dan jabatan, sudah lengkap dan benar. Satu kesalahan kecil bisa mengurangi kredibilitas surat. Cek ulang ejaan nama, alamat, dan detail angka (seperti tanggal atau jumlah lampiran) dengan teliti.
4. Susun Isi Surat Secara Logis¶
Alur isi surat harus logis dan sistematis. Mulai dari pengantar, inti pesan dengan detail yang relevan, hingga penutup. Gunakan paragraf-paragraf pendek (3-5 kalimat seperti format artikel ini) untuk memecah informasi agar lebih mudah dicerna. Gunakan transisi antarparagraf agar tulisan mengalir mulus.
5. Lakukan Pemeriksaan Akhir (Proofreading)¶
Jangan pernah mengirim surat dinas tanpa melakukan pemeriksaan akhir. Baca ulang surat secara keseluruhan untuk mengecek kesalahan tata bahasa, ejaan, tanda baca, dan format. Idealnya, minta orang lain untuk membacanya juga, karena mata kita seringkali ‘buta’ terhadap kesalahan pada tulisan sendiri. Ini adalah langkah krusial yang sering diremehkan.
6. Gunakan Kertas Berkualitas dan Cetak Rapi¶
Untuk surat fisik, gunakan kertas dengan kualitas baik yang mencantumkan kop surat secara profesional. Cetak surat dengan printer yang menghasilkan cetakan jelas dan bersih. Tampilan fisik surat juga mencerminkan citra instansi.
7. Pastikan Penandatangan Sesuai Kewenangan¶
Surat dinas harus ditandatangani oleh pejabat yang memiliki kewenangan untuk urusan yang dibahas dalam surat tersebut. Tanda tangan dari orang yang tidak berwenang bisa membuat surat tersebut tidak sah. Pastikan juga stempel yang digunakan adalah stempel resmi yang berlaku.
Image just for illustration
Mengapa Surat Dinas Masih Relevan di Era Digital?¶
Di zaman serba digital ini, di mana email, pesan instan, dan e-office sudah jadi hal biasa, mungkin ada yang bertanya, “Masih perlu ya surat dinas fisik?” Jawabannya: Ya, sangat perlu! Meskipun bentuknya mungkin berevolusi menjadi surat dinas elektronik (e-surat), prinsip dan fungsinya tetap sama dan krusial.
Surat dinas, baik fisik maupun elektronik, tetap dibutuhkan karena:
- Formalitas dan Legalitas: Untuk urusan yang membutuhkan kekuatan hukum dan bukti formal, surat dinas (dengan tanda tangan dan stempel/e-sign yang sah) masih menjadi standar. Kontrak, perjanjian, keputusan penting, atau panggilan resmi biasanya tetap menggunakan format surat dinas.
- Pengarsipan Jangka Panjang: Surat dinas, terutama yang asli, menjadi dokumen arsip resmi yang harus disimpan untuk jangka waktu tertentu sebagai rekam jejak administrasi. Ini penting untuk audit, referensi, atau keperluan hukum di masa depan.
- Hierarki dan Akuntabilitas: Proses disposisi dan penomoran surat dinas mencerminkan hierarki dan alur persetujuan dalam sebuah organisasi. Ini menciptakan akuntabilitas, siapa yang bertanggung jawab atas informasi atau instruksi dalam surat.
- Tidak Semua Pihak Siap Digital: Meskipun e-office makin umum, tidak semua instansi atau individu (terutama di daerah atau sektor tertentu) sepenuhnya beralih ke digital. Surat fisik masih menjadi metode komunikasi yang paling reliable dan dapat diterima secara universal dalam urusan resmi.
- Mencegah Salah Tafsir: Format baku dan bahasa yang lugas dalam surat dinas dirancang untuk meminimalkan potensi salah tafsir. Komunikasi lisan atau chat, meskipun cepat, rentan terhadap ambiguitas dan hilangnya konteks.
Jadi, alih-alih punah, surat dinas justru beradaptasi dengan teknologi. Banyak instansi kini menerapkan sistem e-office di mana surat dinas dibuat, ditandatangani (secara digital), dinomori, dan didisposisi secara elektronik. Bentuknya digital, tapi esensi dan strukturnya tetap mengacu pada surat dinas konvensional.
Image just for illustration
Fakta Menarik Seputar Surat Dinas¶
Agar pembahasan surat dinas ini makin seru, ada beberapa fakta menarik yang mungkin belum kamu tahu:
1. Evolusi Dari Surat Menyurat Tradisional¶
Praktik surat menyurat resmi sudah ada sejak peradaban kuno! Dulu, surat resmi ditulis di papirus, perkamen, atau kertas buatan tangan, dikirim oleh kurir atau utusan khusus. Struktur dan formatnya pun berevolusi seiring waktu dan perkembangan administrasi negara. Surat dinas modern yang kita kenal sekarang adalah hasil dari standarisasi bertahun-tahun dalam birokrasi.
2. Klasifikasi Surat yang Rumit¶
Di instansi pemerintah, ada sistem klasifikasi surat yang sangat detail berdasarkan isi dan fungsinya. Setiap jenis urusan punya kode klasifikasi sendiri. Ini memudahkan pengarsipan dan penemuan kembali surat di kemudian hari. Sistem ini diatur dalam pedoman tata naskah dinas yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang (misalnya Arsip Nasional Republik Indonesia atau kementerian terkait).
3. Stempel Bukan Cuma Hiasan¶
Fungsi stempel itu penting banget, lho! Selain menguatkan keabsahan tanda tangan, stempel juga berfungsi sebagai pengaman. Desain stempel resmi itu sulit dipalsukan. Makanya, keberadaan stempel (fisik atau digital) jadi salah satu indikator penting keaslian surat dinas.
4. Tembusan Punya Arti Strategis¶
Bagian tembusan di surat dinas bukan sekadar formalitas. Penentuan siapa saja yang mendapat tembusan itu strategis dalam birokrasi. Pihak yang diberi tembusan berarti perlu tahu isi surat tersebut, mungkin untuk koordinasi, arsip, atau sebagai informasi pendukung tugas mereka. Ini menunjukkan alur komunikasi dan koordinasi internal dalam organisasi.
5. E-Surat Menjadi Masa Depan¶
Meskipun surat fisik masih eksis, tren penggunaan e-surat dinas atau surat dinas elektronik semakin kuat. Dengan sistem e-office, pembuatan, pengiriman, penerimaan, disposisi, dan pengarsipan surat dilakukan secara digital. Ini menghemat waktu, biaya, dan ruang penyimpanan, serta meningkatkan efisiensi. Tanda tangan digital atau e-sign memiliki kekuatan hukum yang sama dengan tanda tangan basah.
Image just for illustration
Memahami apa itu surat dinas dan seluk-beluknya memang penting banget, apalagi kalau kamu berinteraksi dengan dunia profesional atau birokrasi. Ia adalah fondasi komunikasi formal yang memastikan segalanya berjalan tertib dan terdokumentasi.
Punya pengalaman seru atau pertanyaan soal surat dinas? Yuk, bagikan di kolom komentar di bawah!
Posting Komentar